PEMBAHARUAN PEMERINTAHAN TURKI: KESEKULARAN DIBAWAH MUSTAFA KEMAL ATATURK
KARYA TULIS ILMIAH
“PEMBAHARUAN PEMERINTAHAN TURKI: KESEKULARAN DIBAWAH
MUSTAFA KEMAL ATATURK”
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Pertanggung Jawaban
KIP-K
Disusun oleh:
Muhammad Ridwan (30156122002)
PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR
JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
2023
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu dan terutama, mari
kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang dengan
rahmat, petunjuk, dan bimbingan-Nya kami berhasil menyelesaikan tulisan ini
mengenai pemikiran modern dalam Islam, khususnya tentang "pembaharuan
pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk." Hal
ini dilakukan sebagai bagian dari kewajiban akademik kami.
Namun, sebagai penulis, kami
menyadari bahwa ada kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati meminta pembaca untuk memberikan komentar dan umpan
balik yang membantu kami memperbaiki makalah ini. Jika ada kelebihan di dalamnya,
itu adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan jika ada kekurangan, itu
adalah tanggung jawab penulis sendiri.
Kami
menyampaikan rasa terima kasih kami dengan cara ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembaharuan
dalam islam telah berlangsung mulai semenjak Nabi Saw masih hidup sampai
sekarang ini. secara mendasar, upaya pembaharuan islam yang dilakukan pada era
modern klasik, seperti yang terjadi di Turki, bertujuan untuk mengikuti
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, mereka berupaya
mengintegrasikan pemikiran rasional ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menyelaraskan prinsip-prinsip rasional ke dalam pemahaman terhadap ilmu-ilmu
islam. Pembaharuan yang terjadi di turki cenderung beriorentasi pada model
barat, dan salah satu tokohnya yang mencolok adalah Mustafa Kemal.[1]
Mustafa
Kemal Ataturk dikenal sebagai tokoh kontroversial, dia terkenal sebagai tokoh
pertama yang mengimplementasikan konsep sekularisme di negara islam, yaitu Turki.
[2]Mustafa
Kemal Ataturk, yang merumuskan konsep negara modern, mengedepankan
prinsip-prinsip nasionalisme, sekularisme, dan westerisasi. Ia mengadvokasi
sistem sekuler, di mana agama dan urusan negara dipisahkan, karena menurutnya
hal ini merupakan kunci untuk mewujudkan kemajuan sebuah negara. Ataturk
meyakini bahwa menerapkan sistem khilafah tidak akan mendorong perkembangan
yang diinginkan untuk Turki.[3]
Mustafa
Kemal Ataturk telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah pola
pikir masyarakat Turki. ataturk menggantikan struktur lama yang telah menjadi
tradisi di kesultanan ottoman, membentuknya menjadi tatanan baru dengan
pandangan yang sesungguhnya. Beliau tidak mengubah inti dari “Islam,” melainkan
dia hanya mengubah cara umat islam berpikir dan mengatur kehidupan mereka agar
sesuai dengan kebutuhan zaman. Pemikirannya telah menunjukkan bahwa
pemerintahan islam dapat mengikuti perkembangan zaman dan menjadikan Turki
sebagai negara maju dan sejajar dengan komonitas internasioanl.[4]
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana implementasi konsep sekularisme oleh Mustafa
Kemal ataturk mempengaruhi hubungan antara agama dan negara di Turki
2.
Apa saja pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi konsep
sekularisme oleh Mustafa Kemal ataturk mempengaruhi hubungan antara agama dan
negara di Turki.
2.
Untuk mengetahui apa saja pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa
Kemal Ataturk, awalnya dikenal sebagai Mustafa bin Ali Riza Effendi, ia dilahirkan
di Salonika, distrik Ahmed Subashi, yang
saat ini adalah wilayah Yunani, pada
tahun 1881.[5]
Ibu kandungnya Bernama Zubaidah Hanim.[6]
Ayahnya, Bernama Ali Riza Efendi yang seorang pegawai bea cukai dan pedagang
kayu.[7] Ayahnya
meninggal dunia yang pada saat itu Mustafa Kemal masih berusia tujuh tahun dan
ibunya pun menjadi tulang punggung keluarga.[8]
Ketika
dilahirkan, Ataturk diberi nama Mustafa. Orang tuanya memilih nama ini sebagai
penghormatan terhadap baginda Rasulullah Saw, mengingat Mustafa adalah nama
umum di kalangan orang Turki Usmani. Pada masa muda, Mustafa menjadii seorang
pelajar di sekolah militer di Salonika. Di sana, guru matematikanya, Sabri Bey,
memberinya julukan “Kemal” yang berarti “sempurna” karena kecerdasannya.[9]
Dalam
dunia pendidikannya Mustafa Kemal enggan bersekolah agama. Ayahnya kemudian
membolehkannya untuk pindah ke sekolah Semsi Efendi, sebuah sekolah swasta
sekuler. Pada usia yang ke 12 tahun, Mustafa Kemal mengikuti ujian masuk
sekolah menengah militer tanpa memberi tahu ibunya.[10] Lalu
pada tahun 1895 ia masuk ke akademi militer yang terletak di Monastir. Dan pada
tahun 1905 kemal berhasil menyelesaikan akademi militernya dengan menyandang
pangkat letnan dan dia ditempatkan di Damaskus.[11]dan
setelah dia dipromosikan menjadi mayor, dia lalu ditempatkan di pasukan ketiga
di Macedonia.[12]
Setelah
menyelesaikan Pendidikan formalnya, Mustafa Kemal sepenuhnya fokus pada dunia
politik. Untuk memperluas pengetahuannya dan mengasah insting politiknya, dan
juga dia memutuskan untuk belajar Bahasa prancis dan mempelajari karya
intelektual politik prancis. Selama kuliah, Ali Fethi memperkenalkan Mustafa
Kemal ke dunia politik. Temannya mendorongnya untuk mendalami pemahamannya
tentang filsuf prancis seperti rousseau, Voltaire, auguste comte, dan
montesquieu.[13]
B. Konsep Sekularisme Oleh Mustafa Kemal Ataturk
Dalam
KBBI, sekularisme diartikan dengan suatu pemikiran atau pandangan filosofis
yang menyatakan bahwa etika atau moralitas tidak harus bergantung pada ajaran
keagamaan. Sementara itu, sekularisme merujuk pada suatu gaya hidup yang
memisahkan ranah keagamaan dari ranah pemerintahan. Jadi paham sekuler, baik
agama dan negara memiliki haluannya masing-masing yang tidak dapat dipertemukan.[14]
Individu yang menganut paham sekularisme dan
menjalankan sekularisasi dalam kehidupan sosial pemerintahan disebut
sebagai sekularis.[15]
Selama
bertahun-tahun, prinsip sekularisme menjadi dasar Gerakan nasionalisme, yang
dipimpin oleh Mustafa Kemal. Konsep ini terwujud Ketika turki menjadi negara
Merdeka, yang juga menghapus kekhalifaan Usmani dan ajaran islam. Meskipun
mayoritas orang Turki beragama muslim, Mustafa Kemal percaya bahwa agama
menghalangi kemajuan suatu bangsa.[16]
Konsep
sekularisme yang diusung Mustafa Kemal memang tidak sampai menghapus agama.
Tujuan Gerakan ini adalah untuk mengubah sistem islam yang bersifat normatif
dan resmi dengan nilai-nilai eropa modern. Ini termasuk menggantikan sistem
ketatanegaraan kekaisaran Ottoman yang berbasis islam tradisional dengan suatu
sistem yang didasarkan pada ideologi modern. [17]Sekularisasi
yang diusung Kemal berpusat pada kekuasaan fraksi ulama dalam urusan negara dan
soal politik. Ia melarang adanya politik identitas. Terlebih lebih Kemal
menentang ide tentang pembentukan negara Islam. Menurut Serif Mardin berpandangan
bahwa Mustafa Kemal menganut model negara modern dengan tujuan utama menjaga
agar negara tetap terhindar dari pengaruh ulama dan pemimpin tarekat.[18]
Ketika
itu, siapapun yang mencoba menentang kebijakan sekularisnya maka Kemal tidak
akan segan-segan menyiksa dan bahkan membunuh baik itu dari kalangan ulama
maupun masyarakat biasa. Apalagi Attaturk diperkuat dengan dukungan kekuatan
militer sebagai pemegang kekuasaan, sekaligus pemegang pilar sekularisme ala Ataturk.[19]
Keagamaan
tampaknya dianggap Kemal sebagai penghalang kemajuan bangsa Turki. sekularisasi
yang diterapkan dapat mengubah nilai-nilai Turki yang statis menjadi
nilai-nilai yang dinamis dan maju seperti dunia barat. Kebijakan Ataturk memang
tak terlepas oleh pengetahuan dari dunia barat yang didapatnya, terutama
saat dia masih berada dalam kehidupan
militer. Terbukti dari buku-buku yang banyak dibaca oleh Kemal diantaranya
adalah karya-karya pemikiran barat seperti Gustave Le Bon[20].
Bagaimana
masing-masing melihat agama dan sekularisme, menentukan apakah islam dan
sekularisme dapat bekerja sama atau tidak. Jika agama diinterpretasikan secara
liberal, seperti yang dilakukan oleh konservatif, maka akan sulit bagi agama
untuk bergabung dengan sekularisme, yang selalu menekankan sikap liberal dan
pluralisme. Jika sekularisme diinterpretasikan secara liberal oleh kelompok
konservatif, maka keduanya cenderung bersifat dikotomi. Ini merupakan komponen
penting dalam perjuangan modernis Turki yang dipimpin oleh Kemal Ataturk, yang
menggulingkan kekuasaan khilafah untuk membentuk negara Republik Turki sebagai
bagian dari upaya kemajuan Turki untuk bersaing dengan modernisasi barat.[21]Ia
berpendapat bahwa kemajuan Turki hanya mungkin melalui peniruan terhadap barat.[22]
C. pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk
1.
Politik
Dalam
revolusi Mustafa Kemal Ataturk, ada pergeseran bentuk negara. dia mendukung
kedaulatan rakyat, berlawanan dengan keyakinan tradisional Turki bahwa tuhan
memberikan kedaulatan melalui sultan atau khalifah. Pada tahun 1920 oleh Majelis
Agung Nasional konsep itupun diakui, dan setahun setelahnya diterima. Mustafa
Kemal menyarankan agar sultan Turki memisahkan tugas Rohani dan waktu.
Konstitusi 1921 menetapkan bentuk Republik dengan memberikan rakyat kedaulatan.
Majelis
Agung Nasional mendeklarasikan turki sebagai Republik pada tahun 1923, dengan
Mustafa Kemal sebagai presiden pertama dan Ismet perdana menterinya.[23] Pada
tahun 1924, jabatan khilafah dihapus, menghapus dualisme di republik, tetapi
kedaulatan rakyat masih belum jelas karena kontitusi menetapkan agama negara
sebagai islam. Pada tahun 1928, Kemal memutuskan hubungan negara dengan agama
dengan menerapkan sekularisme. Setelah upaya untuk menghilangkan institusi
keagamaan dari pemerintahan, pada tahun 1937 republik Turki secara legal menjadi
negara yang sekuler.[24]
2.
Hukum
Mustafa
Kemal mencapai puncak sekularisasi hukum islam dengan menghapuskan pengadilan
syariah pada tahun 1924. Dia secara besar-besaran melakukan sekularisasi
Lembaga-lembaga hukum dan undang-undang, menggantinya dan penerapan undang-undang
sekuler. Dalam perubahan ini, peran syariah dikurangi hanya untuk menangani
adat istiadat dan masalah keluarga seperti perkawinan dan waris.
Untuk
mengatasi kelemahan syariah dibentuk komite untuk membahas penghapusan
poligami. Ada dua kelompok dalam komite ini yang mempertahankan syariah dan
poligami, sementara kelompok lain menuntut syariah dihapus dan poligami
dilarang, karena poligami merendahkan Wanita dan berdampak negatif pada
pertumbuhan populasi, meningkatkan beban negara.
Rencana
penghapusan syariah menuai kritik dan kontroversi dari ulama, tetapi Mustafa
Kemal melihatnya sebagai Langkah penting menuju peradaban revolusiner. lalu,
pada tahun 1926 hukum islam ditukar oleh undang-undang sipil yang diambil dari
undanng-undang Swiss.[25] Yang
merupakan Langkah besar menuju negara sekuler. Hukum syariah secara remsi
dihapuskan pada 8 april 1924, yang juga menghapus institusi keagamaan seperti
biro Syaikh Al-Islam dan kementrian syariat. Karena perkawinan tidak lagi
diatur oleh syariah, hukum sipil swiss sekarang memberikan hak cerai yang sama
bagi wanita dan pria. Sistem hukum turki mengalami perubahan besar sebagai
akibat dari undang-undang baru yang berasal dari barat, seperti hukum dagang,
pidana, laut, dan obligasi.[26]
3.
Sosial Budaya
Para
penulis Sejarah mengakui betapa pentingnya islam dalam syariat dan kehidupan Turki.
Sejarah Turki Usmani menunjukkan peran pentingnya sebagai kekeuatan islam di
seluruh dunia hingga Mustafa Kemal
mencabut status agama negara dan mengganti abjad arab dengan latin. Kemal dan
para pembaharu islam lainnya melihat agama sebagai sesuatu yang rasional dan
tidak bertentangan dengan kemajuan. Meskipun demikian, ketertarikan yang kuat
pada syariat islam menghalangi kemajuan bangsa Turki. Kemal menanggappinya
dengan mendirikan departemen urusan keagamaan pada tahun 1924. Tujuannya adalah
untuk mengelola administrasi keagamaan dan meningkatkan pemahaman orang tentang
agama dengan memasukkan dasar-dasar dan ajarannya ke dalam Pendidikan.[27]
Hampir
semua budaya mengambil gaya barat, seperti berpakaian ala barat, mengubah
alfabet menjadi latin, dan menggunakan kalender barat, selama sepuluh tahun
setelah republik Turki dirikan pada tahun 1923. Pemerintahan Turki telah
melakukan banyak hal, seperti mewajibkan Wanita untuk melepaskan jilbab,
mendorong hubungan antara laki-laki dan Perempuan melalui pesta tarian dan
drama, dan mengubah cara orang melihat topi barat sebagai tanda kemerdekaan
dari gaya hidup petani. Tujuan Mustafa Kemal adalah untuk mengurangi pengaruh
islam dan menggantinya dengan elemen
eropa dan latin. Dia melakukan hal-hal seperti menerjemahkan al quran ke dalam
Bahasa turki, mengubah suara adzan menjadi Bahasa Turki, dan mendorong
penggunaan Bahasa Turki di mimbar masjid selama khutbah jumat.[28]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat
memproklamasikan kemerdekaan Turki pada tahun 1923, Mustafa Kemal, yang
memimpin Gerakan Nasionalisme Turki, menghilangkan prinsip Islam. Ini
menciptakan ide sekularisme. Kemal melihat agama sebagai penghalang kemajuan,
dan tujuan gerakan ini adalah untuk menggantikan nilai-nilai Eropa kontemporer
dengan sistem Islam tradisional. Sekularisasi bertujuan untuk mengurangi peran
ulama dalam urusan negara dan politik. Tindakan keras, seperti siksaan dan
pembunuhan, yang didukung oleh militer, mendukung kebijakan ini. Kemal percaya
bahwa sekularisasi dapat membawa nilai-nilai yang berkembang dan dinamis
seperti yang ada di Barat. Ini menjadi bagian penting dari perjuangan
modernisasi Turki untuk melawan kemajuan Barat.
Prinsip
kedaulatan rakyat adalah dasar Republik Turki yang didirikan oleh Kemal. Pada
tahun 1924, dia menghilangkan jabatan khilafah dan pada tahun 1937, dia
mengumumkan bahwa negara itu sekuler. Ia sekularisasi bidang hukum dengan
menghapus pengadilan syariah pada tahun 1924 dan menggantinya dengan
undang-undang sipil Swiss, yang membatasi poligami dan menghapus hukum syariah
pada tahun 1926. Di bidang sosial budaya, Kemal mengubah alfabet, kalender, dan
gaya berpakaian ke arah Barat untuk mengurangi pengaruh Islam. Langkah-langkah
seperti menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Turki, mengubah suara adzan,
dan mendorong penggunaan bahasa Turki di masjid selama khutbah Jumat
mencerminkan keyakinannya bahwa agama dapat bekerja sama dengan kemajuan
sekaligus mempertahankan keunggulan Turki atas kemajuan di Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. M. (1994). Islam dan Sekularisme di Turki Modern. PT Penerbit Djambatan.
Awaliyah, S. (2019). Agama dan Negara
Perspektif Mustafa Kemal Attaturk, Jurusan Hukum Tata Negara (Doctoral
dissertation, UIN SMH BANTEN).
Baihaqi, M. A., Abidin, M. J., & Tamami, A.
H. (2023). MODERNISASI DAN SEKULARISASI PEMIKIRAN ISLAM DI TURKI. Religion:
Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 1(3), 87-95.
Devi rahma syafira, (2021). SIAPA MUSTAFA KEMAL
ATATURK? BERIKUT BIOGRAFI KEHIDUPAN PENDIDIKAN, DAN KARIER MILITERNYA”, Google
Articles, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/10/19/siapa-mustafa-kemal-ataturk-berikut-biografi-kehidupan-pendidikan-dan-karier-militernya?page=2
Greelane, (2019). BIOGRAFI MUSTAFA KEMAL ATATURK,
PENDIRI REPUBLIK TURKI”, Google Articles, https://www.greelane.com/id/sastra/sejarah--budaya/mustafa-kemal-ataturk-195765/
Hayati, E. H. (2017). Kebijakan Politik Mustafa
Kemal Ataturk terhadap Suku Kurdi di Turki 1923-1938 M. Buletin
Al-Turas, 23(2), 231-250.
Humaeni, A. (2016). PERANAN MUSTAFA
KEMAL ATTATURK DALAM PERALIHAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA TURKI TAHUN 1924 M
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EKSISTENSI NEGARA TURKI (Doctoral
dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Imron. 2011. “Mustafa Kemal Pasya dengan
Sekularismenya dalam Perspektif
Irwanti, N., & bayu Pratama, M. I. (2022).
The Impact of Kemal Atthatruk's Secularism on the Islamic World in the 19th
Century. El Tarikh: Journal of History, Culture and Islamic
Civilization, 3(1), 12-23.
Islam.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Medi
Kasmuri, K. (2014). Fenomena Sekularisme. Al-A'raf:
Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 11(2), 89-102.
Khoiriyah. 2008. Islam dan Logika Modern: Mengupas
Pemahaman Pembaharuan
Lewis, B. (1961). The emergence of
modern Turkey. Oxford University Press.
Mannan, A. Islam politik: studi kompratif
antara Mustafa Kamal Attaturk dan Sukarno.
MAWARDI, U. M. (1995). KEMAL ATATURK:
PEMBAHARUANNYA. Al Qalam, 10(54), 45-53.
Nasution, H. (1982). Pembaharuan dalam Islam:
sejarah pemikiran dan gerakan.
Pembaharuan
di Turki.” Jurnal Tamaddun
Qur’ani, H. (2021). Penghargaan Turki
Atas Mustafa Kemal Ataturk (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
Salik, M. (2009). Agama
dan Negara: Menelusuri Pemikiran Mustafa Kemal dalam Konteks Indonesia.
Edufutura Press.
Salik, M. (2009). Agama dan Negara:
Menelusuri Pemikiran Mustafa Kemal dalam Konteks Indonesia. Edufutura
Press.
Samsuriadi, S., Santalia, I., & Wahyuddin,
W. (2023). Sejarah Lahirnya Negara Islam Sekuler Turki dan Ide Perbaharuan
Mustafa Kemal. JBKPI: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, 2(02),
21-31.
Shofwan, A. M. S. (2021).
Studi Pola Pembaharuan Islam Modern Klasik Di Mesir, Turki, Dan India. Kreatifitas:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 10(2), 138-147.
Stokhof, W. A. L., & N.J.G. (1990). Beberapa
Kajian Indonesia dan Islam. Jakarta: INIS.
Supratman, F. (2017). Menjadi Muslim Barat atau
Muslim Asia?: Warisan Intelektual Turki dan Konferensi Bandung 1955. Jurnal
Sejarah, 1(1).
Talib, A. L. (2011). Mustafa Kamal
Ataturk. PTS Litera Utama.
Warrahmah, S. M. Masa Pemerintahan
Mustafa Kemal Attaturk di Republik Turki 1923-1938 (Bachelor's thesis,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Yuniarti, D., Syukur, S., & Susmihara, S.
(2023). LAHIRNYA NEGARA ISLAM SEKULER TURKI DAN IDE PEMBAHARUAN MUSTAFA
KEMAL. JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan
Humaniora, 9(1), 11-21.
[1] Arif
muzayin shofwan shofwan, studi pola pembaharuan islam modern klasik di
mesir, turki, dan india, (jurnal ilmiah Pendidikan islam, 2022), h.
[2] Mohammad
salik, agama dan negara: menelusuri pemikiran Mustafa Kemal dalam konteks
indoensia, ( EDUFUTURA PRESS, Surabaya, 2009), h.1
[3]
Hanif azizi, studi komparatif pemikiran ali abdul raziq dan Mustafa Kemal
ataturk mengenai konsep negara modern, ( 2011)
[4]
Desi yuniarti, syamzan Syukur, susmihara susmihara, lahirnya negara islam
sekuler turki dan ide pembaharuan Mustafa Kemal (jurnal ilmiah falsafah,
2023), h.11-12
[5] Hafizatul
qur’ani, penghargaan turkii atas Mustafa Kemal ataturk, ( other thesis,
UIN Ar-Raniry, 2021), h. 23
[7] Sakinah Mawaddah Warrahmah, Masa Pemerintahan
Mustafa Kemal Ataturk di Republic Turki 1923-1938, (Fakultas Adab Dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2019), h. 12
[8] Khoiriyah, islam dan logika modern: mengupas
pemahaman pembaharuan islam, (jogjakartta: ar-ruzz media: 2008), h. 75
[9] Sitti
awaliyah, agama dan negara perspektif Mustafa Kemal ataturk, jurusan hukum
tata negara,( repository.uinbanten, 2019), h. 28
[10] Greelane,
“biografi Mustafa Kemal ataturk, pendiri republik turki”, Google
Articles, https://www.greelane.com/id/sastra/sejarah--budaya/mustafa-kemal-ataturk-195765/
[11] Devi Rahma
Syafira, “siapa Mustafa Kemal ataturk? Berikut biografi kehidupan
Pendidikan, dan karier militernya”, Google Articles,
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/10/19/siapa-mustafa-kemal-ataturk-berikut-biografi-kehidupan-pendidikan-dan-karier-militernya?page=2
[12] Imran,
Mustafa Kemal pasya dengan sekularismenya dalam prespektif pembaharuan di
turki,” ( jurnal tamaddun, vol. 11, no. 2, 2011), h. 30
[13] Humaeni, A, Peranan Mustafa Kemal Attaturk Dalam Peralihan
Sistem Pemerintahan Negara Turki Tahun 1924 M Dan Implikasinya Terhadap
Eksistensi Negara Turki, (repository.syeikhnurjati, 2019), h. 19
[15] Samsuriadi,
Indo Santalia, Wahyuddin, Sejarah lahirnya negara islam sekuler turki dan
ide pembaharuan Mustafa Kemal, ( jurnal J-BKPI, vol. 3, no. 1, 2023), h. 23
[16] Ela Hikmah
Yahati, Kebijakan Politik Mustafa Kemal Ataturk Terhadap Suku Kurdi Di Turki
1923-1938 M, ( Bulletin Al-Turas, Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya, Dan
Agama, Vol. 23, No. 2, 2017), H. 244
[18] H.
Udi Mufrodi Mawardi, M.A, Kemal Ataturk: Pembaharuannya, (Al-Qalam,
Jurnal Uinbanten, No. 54, 1995), H. 46
[19] Abdul
mannan, studi komparatif antara Mustafa Kemal ataturk dan Sukarno, (
repostiroy.uinjkt.ac.id), h. 68
[20] Frial
Ramadhan Supratman, menjadi muslim barat atau muslim asia?: warisan
intelektual turki dan konferensi bandung 1955, ( jurnal Sejarah, vol. 1,
no.1, 2017), h. 59
[21] Muhammad
ahda baihaqi, maulana jainal abidin, abul hasan tamami, pola modernisasi dan
sekularisasi pemikiran islam di turki, (jurnal religion: jurnal agama,
sosial, dan budaya, vol.1, no.3, 2023), h. 93
[22] Harun
nasution, pembaharuan dalam islam Sejarah pemikiran dan Gerakan, (Jakarta:
bulan Bintang, 1982), h. 149
[24] Neneng
irwanti, Muhammad Ibrahim bayu p, dampak sekularisme Kemal attahtruk
terhadap dunia islam abad 19, (jurnal el Tarikh, vol.3, no.1, mei 2022), h.
16-17
[26] Dr.
Mohammad Salik, M. Ag, AGAMA DAN NEGARA Menelurusi Pemikiran Mustafa Kemal
Dalam Konteks Indonesia, ( EDUFUTURA PRESS, Cet 1, November 2009), H. 84-86
[28] A. mukti
ali, islam dan sekularisme di turki modern, (Jakarta: djambatan, 1994),
h. 90
Komentar
Posting Komentar