PEMBAHARUAN PEMERINTAHAN TURKI: KESEKULARAN DIBAWAH MUSTAFA KEMAL ATATURK

 

KARYA TULIS ILMIAH

“PEMBAHARUAN PEMERINTAHAN TURKI: KESEKULARAN DIBAWAH MUSTAFA KEMAL ATATURK”

 

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Pertanggung Jawaban KIP-K

 


 

Disusun oleh:

                  Muhammad Ridwan (30156122002)

 

  

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR

JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE

2023


KATA PENGANTAR

            Terlebih dahulu dan terutama, mari kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang dengan rahmat, petunjuk, dan bimbingan-Nya kami berhasil menyelesaikan tulisan ini mengenai pemikiran modern dalam Islam, khususnya tentang "pembaharuan pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk." Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kewajiban akademik kami.

            Namun, sebagai penulis, kami menyadari bahwa ada kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati meminta pembaca untuk memberikan komentar dan umpan balik yang membantu kami memperbaiki makalah ini. Jika ada kelebihan di dalamnya, itu adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan jika ada kekurangan, itu adalah tanggung jawab penulis sendiri.

 

Kami menyampaikan rasa terima kasih kami dengan cara ini.

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Pembaharuan dalam islam telah berlangsung mulai semenjak Nabi Saw masih hidup sampai sekarang ini. secara mendasar, upaya pembaharuan islam yang dilakukan pada era modern klasik, seperti yang terjadi di Turki, bertujuan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, mereka berupaya mengintegrasikan pemikiran rasional ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menyelaraskan prinsip-prinsip rasional ke dalam pemahaman terhadap ilmu-ilmu islam. Pembaharuan yang terjadi di turki cenderung beriorentasi pada model barat, dan salah satu tokohnya yang mencolok adalah Mustafa Kemal.[1]

            Mustafa Kemal Ataturk dikenal sebagai tokoh kontroversial, dia terkenal sebagai tokoh pertama yang mengimplementasikan konsep sekularisme di negara islam, yaitu Turki. [2]Mustafa Kemal Ataturk, yang merumuskan konsep negara modern, mengedepankan prinsip-prinsip nasionalisme, sekularisme, dan westerisasi. Ia mengadvokasi sistem sekuler, di mana agama dan urusan negara dipisahkan, karena menurutnya hal ini merupakan kunci untuk mewujudkan kemajuan sebuah negara. Ataturk meyakini bahwa menerapkan sistem khilafah tidak akan mendorong perkembangan yang diinginkan untuk Turki.[3]

            Mustafa Kemal Ataturk telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah pola pikir masyarakat Turki. ataturk menggantikan struktur lama yang telah menjadi tradisi di kesultanan ottoman, membentuknya menjadi tatanan baru dengan pandangan yang sesungguhnya. Beliau tidak mengubah inti dari “Islam,” melainkan dia hanya mengubah cara umat islam berpikir dan mengatur kehidupan mereka agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Pemikirannya telah menunjukkan bahwa pemerintahan islam dapat mengikuti perkembangan zaman dan menjadikan Turki sebagai negara maju dan sejajar dengan komonitas internasioanl.[4]

 

B. Rumusan Masalah

1.     Bagaimana implementasi konsep sekularisme oleh Mustafa Kemal ataturk mempengaruhi hubungan antara agama dan negara di Turki

2.     Apa saja pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk?

C. Tujuan

1.     Untuk mengetahui bagaimana implementasi konsep sekularisme oleh Mustafa Kemal ataturk mempengaruhi hubungan antara agama dan negara di Turki.

2.     Untuk mengetahui apa saja pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk.


 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Mustafa Kemal Ataturk

            Mustafa Kemal Ataturk, awalnya dikenal sebagai Mustafa bin Ali Riza Effendi, ia dilahirkan  di Salonika, distrik Ahmed Subashi, yang saat ini adalah  wilayah Yunani, pada tahun 1881.[5] Ibu kandungnya Bernama Zubaidah Hanim.[6] Ayahnya, Bernama Ali Riza Efendi yang seorang pegawai bea cukai dan pedagang kayu.[7] Ayahnya meninggal dunia yang pada saat itu Mustafa Kemal masih berusia tujuh tahun dan ibunya pun menjadi tulang punggung keluarga.[8]

            Ketika dilahirkan, Ataturk diberi nama Mustafa. Orang tuanya memilih nama ini sebagai penghormatan terhadap baginda Rasulullah Saw, mengingat Mustafa adalah nama umum di kalangan orang Turki Usmani. Pada masa muda, Mustafa menjadii seorang pelajar di sekolah militer di Salonika. Di sana, guru matematikanya, Sabri Bey, memberinya julukan “Kemal” yang berarti “sempurna” karena kecerdasannya.[9]

            Dalam dunia pendidikannya Mustafa Kemal enggan bersekolah agama. Ayahnya kemudian membolehkannya untuk pindah ke sekolah Semsi Efendi, sebuah sekolah swasta sekuler. Pada usia yang ke 12 tahun, Mustafa Kemal mengikuti ujian masuk sekolah menengah militer tanpa memberi tahu ibunya.[10] Lalu pada tahun 1895 ia masuk ke akademi militer yang terletak di Monastir. Dan pada tahun 1905 kemal berhasil menyelesaikan akademi militernya dengan menyandang pangkat letnan dan dia ditempatkan di Damaskus.[11]dan setelah dia dipromosikan menjadi mayor, dia lalu ditempatkan di pasukan ketiga di Macedonia.[12]

            Setelah menyelesaikan Pendidikan formalnya, Mustafa Kemal sepenuhnya fokus pada dunia politik. Untuk memperluas pengetahuannya dan mengasah insting politiknya, dan juga dia memutuskan untuk belajar Bahasa prancis dan mempelajari karya intelektual politik prancis. Selama kuliah, Ali Fethi memperkenalkan Mustafa Kemal ke dunia politik. Temannya mendorongnya untuk mendalami pemahamannya tentang filsuf prancis seperti rousseau, Voltaire, auguste comte, dan montesquieu.[13]

B. Konsep Sekularisme Oleh Mustafa Kemal Ataturk

            Dalam KBBI, sekularisme diartikan dengan suatu pemikiran atau pandangan filosofis yang menyatakan bahwa etika atau moralitas tidak harus bergantung pada ajaran keagamaan. Sementara itu, sekularisme merujuk pada suatu gaya hidup yang memisahkan ranah keagamaan dari ranah pemerintahan. Jadi paham sekuler, baik agama dan negara memiliki haluannya masing-masing yang tidak dapat dipertemukan.[14] Individu yang menganut paham sekularisme dan  menjalankan sekularisasi dalam kehidupan sosial pemerintahan disebut sebagai sekularis.[15]

            Selama bertahun-tahun, prinsip sekularisme menjadi dasar Gerakan nasionalisme, yang dipimpin oleh Mustafa Kemal. Konsep ini terwujud Ketika turki menjadi negara Merdeka, yang juga menghapus kekhalifaan Usmani dan ajaran islam. Meskipun mayoritas orang Turki beragama muslim, Mustafa Kemal percaya bahwa agama menghalangi kemajuan suatu bangsa.[16]

            Konsep sekularisme yang diusung Mustafa Kemal memang tidak sampai menghapus agama. Tujuan Gerakan ini adalah untuk mengubah sistem islam yang bersifat normatif dan resmi dengan nilai-nilai eropa modern. Ini termasuk menggantikan sistem ketatanegaraan kekaisaran Ottoman yang berbasis islam tradisional dengan suatu sistem yang didasarkan pada ideologi modern. [17]Sekularisasi yang diusung Kemal berpusat pada kekuasaan fraksi ulama dalam urusan negara dan soal politik. Ia melarang adanya politik identitas. Terlebih lebih Kemal menentang ide tentang pembentukan negara Islam. Menurut Serif Mardin berpandangan bahwa Mustafa Kemal menganut model negara modern dengan tujuan utama menjaga agar negara tetap terhindar dari pengaruh ulama dan pemimpin tarekat.[18]

            Ketika itu, siapapun yang mencoba menentang kebijakan sekularisnya maka Kemal tidak akan segan-segan menyiksa dan bahkan membunuh baik itu dari kalangan ulama maupun masyarakat biasa. Apalagi Attaturk diperkuat dengan dukungan kekuatan militer sebagai pemegang kekuasaan, sekaligus pemegang pilar sekularisme ala Ataturk.[19]

            Keagamaan tampaknya dianggap Kemal sebagai penghalang kemajuan bangsa Turki. sekularisasi yang diterapkan dapat mengubah nilai-nilai Turki yang statis menjadi nilai-nilai yang dinamis dan maju seperti dunia barat. Kebijakan Ataturk memang tak terlepas oleh pengetahuan dari dunia barat yang didapatnya, terutama saat  dia masih berada dalam kehidupan militer. Terbukti dari buku-buku yang banyak dibaca oleh Kemal diantaranya adalah karya-karya pemikiran barat seperti Gustave Le Bon[20].

            Bagaimana masing-masing melihat agama dan sekularisme, menentukan apakah islam dan sekularisme dapat bekerja sama atau tidak. Jika agama diinterpretasikan secara liberal, seperti yang dilakukan oleh konservatif, maka akan sulit bagi agama untuk bergabung dengan sekularisme, yang selalu menekankan sikap liberal dan pluralisme. Jika sekularisme diinterpretasikan secara liberal oleh kelompok konservatif, maka keduanya cenderung bersifat dikotomi. Ini merupakan komponen penting dalam perjuangan modernis Turki yang dipimpin oleh Kemal Ataturk, yang menggulingkan kekuasaan khilafah untuk membentuk negara Republik Turki sebagai bagian dari upaya kemajuan Turki untuk bersaing dengan modernisasi barat.[21]Ia berpendapat bahwa kemajuan Turki hanya mungkin melalui peniruan terhadap barat.[22]

C. pembaharuan Mustafa Kemal Ataturk

1.     Politik

            Dalam revolusi Mustafa Kemal Ataturk, ada pergeseran bentuk negara. dia mendukung kedaulatan rakyat, berlawanan dengan keyakinan tradisional Turki bahwa tuhan memberikan kedaulatan melalui sultan atau khalifah. Pada tahun 1920 oleh Majelis Agung Nasional konsep itupun diakui, dan setahun setelahnya diterima. Mustafa Kemal menyarankan agar sultan Turki memisahkan tugas Rohani dan waktu. Konstitusi 1921 menetapkan bentuk Republik dengan memberikan rakyat kedaulatan.

            Majelis Agung Nasional mendeklarasikan turki sebagai Republik pada tahun 1923, dengan Mustafa Kemal sebagai presiden pertama dan Ismet perdana menterinya.[23] Pada tahun 1924, jabatan khilafah dihapus, menghapus dualisme di republik, tetapi kedaulatan rakyat masih belum jelas karena kontitusi menetapkan agama negara sebagai islam. Pada tahun 1928, Kemal memutuskan hubungan negara dengan agama dengan menerapkan sekularisme. Setelah upaya untuk menghilangkan institusi keagamaan dari pemerintahan, pada tahun 1937 republik Turki secara legal menjadi negara yang sekuler.[24]

2.     Hukum

            Mustafa Kemal mencapai puncak sekularisasi hukum islam dengan menghapuskan pengadilan syariah pada tahun 1924. Dia secara besar-besaran melakukan sekularisasi Lembaga-lembaga hukum dan undang-undang, menggantinya dan penerapan undang-undang sekuler. Dalam perubahan ini, peran syariah dikurangi hanya untuk menangani adat istiadat dan masalah keluarga seperti perkawinan dan waris.

            Untuk mengatasi kelemahan syariah dibentuk komite untuk membahas penghapusan poligami. Ada dua kelompok dalam komite ini yang mempertahankan syariah dan poligami, sementara kelompok lain menuntut syariah dihapus dan poligami dilarang, karena poligami merendahkan Wanita dan berdampak negatif pada pertumbuhan populasi, meningkatkan beban negara.

            Rencana penghapusan syariah menuai kritik dan kontroversi dari ulama, tetapi Mustafa Kemal melihatnya sebagai Langkah penting menuju peradaban revolusiner. lalu, pada tahun 1926 hukum islam ditukar oleh undang-undang sipil yang diambil dari undanng-undang Swiss.[25] Yang merupakan Langkah besar menuju negara sekuler. Hukum syariah secara remsi dihapuskan pada 8 april 1924, yang juga menghapus institusi keagamaan seperti biro Syaikh Al-Islam dan kementrian syariat. Karena perkawinan tidak lagi diatur oleh syariah, hukum sipil swiss sekarang memberikan hak cerai yang sama bagi wanita dan pria. Sistem hukum turki mengalami perubahan besar sebagai akibat dari undang-undang baru yang berasal dari barat, seperti hukum dagang, pidana, laut, dan obligasi.[26]

3.     Sosial Budaya

            Para penulis Sejarah mengakui betapa pentingnya islam dalam syariat dan kehidupan Turki. Sejarah Turki Usmani menunjukkan peran pentingnya sebagai kekeuatan islam di seluruh dunia hingga  Mustafa Kemal mencabut status agama negara dan mengganti abjad arab dengan latin. Kemal dan para pembaharu islam lainnya melihat agama sebagai sesuatu yang rasional dan tidak bertentangan dengan kemajuan. Meskipun demikian, ketertarikan yang kuat pada syariat islam menghalangi kemajuan bangsa Turki. Kemal menanggappinya dengan mendirikan departemen urusan keagamaan pada tahun 1924. Tujuannya adalah untuk mengelola administrasi keagamaan dan meningkatkan pemahaman orang tentang agama dengan memasukkan dasar-dasar dan ajarannya ke dalam Pendidikan.[27]

            Hampir semua budaya mengambil gaya barat, seperti berpakaian ala barat, mengubah alfabet menjadi latin, dan menggunakan kalender barat, selama sepuluh tahun setelah republik Turki dirikan pada tahun 1923. Pemerintahan Turki telah melakukan banyak hal, seperti mewajibkan Wanita untuk melepaskan jilbab, mendorong hubungan antara laki-laki dan Perempuan melalui pesta tarian dan drama, dan mengubah cara orang melihat topi barat sebagai tanda kemerdekaan dari gaya hidup petani. Tujuan Mustafa Kemal adalah untuk mengurangi pengaruh islam  dan menggantinya dengan elemen eropa dan latin. Dia melakukan hal-hal seperti menerjemahkan al quran ke dalam Bahasa turki, mengubah suara adzan menjadi Bahasa Turki, dan mendorong penggunaan Bahasa Turki di mimbar masjid selama khutbah jumat.[28]


 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

            Saat memproklamasikan kemerdekaan Turki pada tahun 1923, Mustafa Kemal, yang memimpin Gerakan Nasionalisme Turki, menghilangkan prinsip Islam. Ini menciptakan ide sekularisme. Kemal melihat agama sebagai penghalang kemajuan, dan tujuan gerakan ini adalah untuk menggantikan nilai-nilai Eropa kontemporer dengan sistem Islam tradisional. Sekularisasi bertujuan untuk mengurangi peran ulama dalam urusan negara dan politik. Tindakan keras, seperti siksaan dan pembunuhan, yang didukung oleh militer, mendukung kebijakan ini. Kemal percaya bahwa sekularisasi dapat membawa nilai-nilai yang berkembang dan dinamis seperti yang ada di Barat. Ini menjadi bagian penting dari perjuangan modernisasi Turki untuk melawan kemajuan Barat.

            Prinsip kedaulatan rakyat adalah dasar Republik Turki yang didirikan oleh Kemal. Pada tahun 1924, dia menghilangkan jabatan khilafah dan pada tahun 1937, dia mengumumkan bahwa negara itu sekuler. Ia sekularisasi bidang hukum dengan menghapus pengadilan syariah pada tahun 1924 dan menggantinya dengan undang-undang sipil Swiss, yang membatasi poligami dan menghapus hukum syariah pada tahun 1926. Di bidang sosial budaya, Kemal mengubah alfabet, kalender, dan gaya berpakaian ke arah Barat untuk mengurangi pengaruh Islam. Langkah-langkah seperti menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Turki, mengubah suara adzan, dan mendorong penggunaan bahasa Turki di masjid selama khutbah Jumat mencerminkan keyakinannya bahwa agama dapat bekerja sama dengan kemajuan sekaligus mempertahankan keunggulan Turki atas kemajuan di Barat.


 

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. M. (1994). Islam dan Sekularisme di Turki Modern. PT Penerbit Djambatan.

Awaliyah, S. (2019). Agama dan Negara Perspektif Mustafa Kemal Attaturk, Jurusan Hukum Tata Negara (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN).

Baihaqi, M. A., Abidin, M. J., & Tamami, A. H. (2023). MODERNISASI DAN SEKULARISASI PEMIKIRAN ISLAM DI TURKI. Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya1(3), 87-95.

Devi rahma syafira, (2021). SIAPA MUSTAFA KEMAL ATATURK? BERIKUT BIOGRAFI KEHIDUPAN PENDIDIKAN, DAN KARIER MILITERNYA”, Google Articles, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/10/19/siapa-mustafa-kemal-ataturk-berikut-biografi-kehidupan-pendidikan-dan-karier-militernya?page=2

Greelane, (2019). BIOGRAFI MUSTAFA KEMAL ATATURK, PENDIRI REPUBLIK TURKI”, Google Articles, https://www.greelane.com/id/sastra/sejarah--budaya/mustafa-kemal-ataturk-195765/

Hayati, E. H. (2017). Kebijakan Politik Mustafa Kemal Ataturk terhadap Suku Kurdi di Turki 1923-1938 M. Buletin Al-Turas23(2), 231-250.

Humaeni, A. (2016). PERANAN MUSTAFA KEMAL ATTATURK DALAM PERALIHAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA TURKI TAHUN 1924 M DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EKSISTENSI NEGARA TURKI (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).

Imron. 2011. “Mustafa Kemal Pasya dengan Sekularismenya dalam Perspektif

Irwanti, N., & bayu Pratama, M. I. (2022). The Impact of Kemal Atthatruk's Secularism on the Islamic World in the 19th Century. El Tarikh: Journal of History, Culture and Islamic Civilization3(1), 12-23.

            Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Medi

Kasmuri, K. (2014). Fenomena Sekularisme. Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat11(2), 89-102.

Khoiriyah. 2008. Islam dan Logika Modern: Mengupas Pemahaman Pembaharuan

Lewis, B. (1961). The emergence of modern Turkey. Oxford University Press.

Mannan, A. Islam politik: studi kompratif antara Mustafa Kamal Attaturk dan Sukarno.

MAWARDI, U. M. (1995). KEMAL ATATURK: PEMBAHARUANNYA. Al Qalam10(54), 45-53.

Nasution, H. (1982). Pembaharuan dalam Islam: sejarah pemikiran dan gerakan.

            Pembaharuan di Turki.” Jurnal Tamaddun

Qur’ani, H. (2021). Penghargaan Turki Atas Mustafa Kemal Ataturk (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).

Salik, M. (2009). Agama dan Negara: Menelusuri Pemikiran Mustafa Kemal dalam Konteks Indonesia. Edufutura Press.

Salik, M. (2009). Agama dan Negara: Menelusuri Pemikiran Mustafa Kemal dalam Konteks Indonesia. Edufutura Press.

Samsuriadi, S., Santalia, I., & Wahyuddin, W. (2023). Sejarah Lahirnya Negara Islam Sekuler Turki dan Ide Perbaharuan Mustafa Kemal. JBKPI: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam2(02), 21-31.

Shofwan, A. M. S. (2021). Studi Pola Pembaharuan Islam Modern Klasik Di Mesir, Turki, Dan India. Kreatifitas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam10(2), 138-147.

Stokhof, W. A. L., & N.J.G. (1990). Beberapa Kajian Indonesia dan Islam. Jakarta: INIS.

Supratman, F. (2017). Menjadi Muslim Barat atau Muslim Asia?: Warisan Intelektual Turki dan Konferensi Bandung 1955. Jurnal Sejarah1(1).

Talib, A. L. (2011). Mustafa Kamal Ataturk. PTS Litera Utama.

Warrahmah, S. M. Masa Pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk di Republik Turki 1923-1938 (Bachelor's thesis, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Yuniarti, D., Syukur, S., & Susmihara, S. (2023). LAHIRNYA NEGARA ISLAM SEKULER TURKI DAN IDE PEMBAHARUAN MUSTAFA KEMAL. JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan Humaniora9(1), 11-21.



              [1] Arif muzayin shofwan shofwan, studi pola pembaharuan islam modern klasik di mesir, turki, dan india, (jurnal ilmiah Pendidikan islam, 2022), h.

              [2] Mohammad salik, agama dan negara: menelusuri pemikiran Mustafa Kemal dalam konteks indoensia, ( EDUFUTURA PRESS, Surabaya, 2009), h.1

              [3] Hanif azizi, studi komparatif pemikiran ali abdul raziq dan Mustafa Kemal ataturk mengenai konsep negara modern, ( 2011)

              [4] Desi yuniarti, syamzan Syukur, susmihara susmihara, lahirnya negara islam sekuler turki dan ide pembaharuan Mustafa Kemal (jurnal ilmiah falsafah, 2023), h.11-12

              [5] Hafizatul qur’ani, penghargaan turkii atas Mustafa Kemal ataturk, ( other thesis, UIN Ar-Raniry, 2021), h. 23

              [6] Abdul latip talib, Mustafa Kemal ataturk penegak agenda yahudi.

              [7] Sakinah Mawaddah Warrahmah, Masa Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk di Republic Turki 1923-1938, (Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), h. 12

              [8] Khoiriyah, islam dan logika modern: mengupas pemahaman pembaharuan islam, (jogjakartta: ar-ruzz media: 2008), h. 75

              [9] Sitti awaliyah, agama dan negara perspektif Mustafa Kemal ataturk, jurusan hukum tata negara,( repository.uinbanten, 2019), h. 28

              [10] Greelane, “biografi Mustafa Kemal ataturk, pendiri republik turki”, Google Articles, https://www.greelane.com/id/sastra/sejarah--budaya/mustafa-kemal-ataturk-195765/

              [11] Devi Rahma Syafira, “siapa Mustafa Kemal ataturk? Berikut biografi kehidupan Pendidikan, dan karier militernya”, Google Articles, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/10/19/siapa-mustafa-kemal-ataturk-berikut-biografi-kehidupan-pendidikan-dan-karier-militernya?page=2

              [12] Imran, Mustafa Kemal pasya dengan sekularismenya dalam prespektif pembaharuan di turki,” ( jurnal tamaddun, vol. 11, no. 2, 2011), h. 30

              [13] Humaeni, A, Peranan Mustafa Kemal Attaturk Dalam Peralihan Sistem Pemerintahan Negara Turki Tahun 1924 M Dan Implikasinya Terhadap Eksistensi Negara Turki, (repository.syeikhnurjati, 2019), h. 19

              [14] Kasmuri, fenomena sekularisme, ( jurnal pemikiran islam dan filsafat, Surakarta, 2014), h. 90

              [15] Samsuriadi, Indo Santalia, Wahyuddin, Sejarah lahirnya negara islam sekuler turki dan ide pembaharuan Mustafa Kemal, ( jurnal J-BKPI, vol. 3, no. 1, 2023), h. 23

              [16] Ela Hikmah Yahati, Kebijakan Politik Mustafa Kemal Ataturk Terhadap Suku Kurdi Di Turki 1923-1938 M, ( Bulletin Al-Turas, Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya, Dan Agama, Vol. 23, No. 2, 2017), H. 244

              [17] W.A.l. Skothof, N.J.G., beberapa kajian Indonesia dan islam, Jakarta: INIS, 1990, h.223

              [18] H. Udi Mufrodi Mawardi, M.A, Kemal Ataturk: Pembaharuannya, (Al-Qalam, Jurnal Uinbanten, No. 54, 1995), H. 46

              [19] Abdul mannan, studi komparatif antara Mustafa Kemal ataturk dan Sukarno, ( repostiroy.uinjkt.ac.id), h. 68

              [20] Frial Ramadhan Supratman, menjadi muslim barat atau muslim asia?: warisan intelektual turki dan konferensi bandung 1955, ( jurnal Sejarah, vol. 1, no.1, 2017), h. 59

              [21] Muhammad ahda baihaqi, maulana jainal abidin, abul hasan tamami, pola modernisasi dan sekularisasi pemikiran islam di turki, (jurnal religion: jurnal agama, sosial, dan budaya, vol.1, no.3, 2023), h. 93

              [22] Harun nasution, pembaharuan dalam islam Sejarah pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: bulan Bintang, 1982), h. 149

              [23] Bernad lewis, the emergence of modern turkey, ( oxford university press, 1961), h. 276

              [24] Neneng irwanti, Muhammad Ibrahim bayu p, dampak sekularisme Kemal attahtruk terhadap dunia islam abad 19, (jurnal el Tarikh, vol.3, no.1, mei 2022), h. 16-17

              [25] H. Udi Mufrodi Mawardi,… op.cit, h.50

              [26] Dr. Mohammad Salik, M. Ag, AGAMA DAN NEGARA Menelurusi Pemikiran Mustafa Kemal Dalam Konteks Indonesia, ( EDUFUTURA PRESS, Cet 1, November 2009), H. 84-86         

              [27] Neneng irwanti, Muhammad Ibrahim bayu p…, op.cit, h. 18-19

[28] A. mukti ali, islam dan sekularisme di turki modern, (Jakarta: djambatan, 1994), h. 90

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELEVANSI AL IJAZ WAL ITHNAB DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN

Perjalanan Keagamaan: Eksplorasi Budaya Mandar Melalui Tradisi Ziarah Imam Lapeo